Kamis, 23 Juli 2015

Sejarah RFID


     Sejarah awal dari RFID adalah dengan adanya penemuan alat mata-mata untuk pemerintahan Uni Soviet padfa tahun 1946 oleh leon Theremin. Alat tersebut dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Prinsip dasarnya adalah Gelombang suara dapat menggetarkan sebuah diafrakma (diaphragm) yang merubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian resonator memodulasi frekuensi radio yang terpantul tersebut. Walaupun alat ini bukan sebuah kartu/label identitas melainkan sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif, tetapi alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi berbasis RFID. Beberapa sumber publikasi-publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada sejak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an.

     Pada tahun 1936, sebuah teknologi yang lebih mirip RFID, yaitu IFF Transponder, ditemukan oleh Inggris. Alat tersebut secara rutin digunakan oleh tentara sekutu di Perang Dunia II untuk mengidentifikasi pesawat tempur lawan atau kawan. Transponder semacam ini masih digunakan oleh pihak militer dan maskapai penerbangan hingga saat ini.

     Karya awal lainnya yang mengeksplorasi RFID adalah karya tulis ilmiah penting yang di buat oleh Harry Stockman pada tahun 1948 yang berjudul Communication by Means of Reflected Power (Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit di IRE, halaman 1196–1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa “…riset dan pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh.”

     Pada tahun 1973 di Amerika Serikat, seseorang bernama Mario Cardullo mematenkan sebuah transponder radio pasif dengan nomor paten 9.317.148. alat tersebut pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada perusahaan pelabuhan New York (new york port Authority) dan para pengguna potensial laennya. Alat ini terdiri dari sebuah transponder dengan memory 16 bit untuk digunakan sebagai sebuah alat pembayaran.

     Pada dasarnya, paten Mario Cardullo meliputi penggunaan frekuensi radio, suara dan cahaya sebagai media transmisi. Rencana bisnis pertama yang diajukan kepada para investor di tahun 1969 menampilkan penggunaan teknologi ini di berbagai bidang, misalnya


  • bidang transportasi: identifikasi kendaraan otomotif, sistem pembayaran tol otomatis, plat nomor elektronik, manifest/daftar barang secara elektronik, pendataan rute kendaraan, pengawas kelaikan kendaraan

  • bidang perbankan: buku cek elektronik, kartu kredit elektronik

  • bidang keamanan: tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas akses

  • bidang kesehatan: identifikasi dan sejarah medis pasien


Demonstrasi label RFID dengan teknologi tenaga pantulan, baik yang pasif maupun yang aktif, dilakukan di Laboratorium Sains Los Alamos di tahun 1973. Alat ini dioperasikan pada gelombang 915 Mhz dan menggunakan label yang berkapasitas 12 bit.

Sedangkan paten pertama yang menggunakan kata RFID diberikan kepada Charles Walton di tahun 1983 dengan nomor Paten Amerika Serikat 4,384,288.


CARA KERJA RFID


Sebuah sistem Radio-Frequency Identification memiliki tiga bagian:

Sebuah scanning antenna
Sebuah transceiver dengan decoder untuk mengartikan data
A transponder – tag RFID – yang telah diprogram.
Scanning Antenna mengeluarkan sinyal frekuensi radio dalam kisaran yang relatif pendek. Radiasi RF melakukan dua hal:

  • Menyediakan sarana untuk berkomunikasi dengan transponder (tag RFID)
  • Menyediakan tag RFID + sumber daya untuk berkomunikasi (pada tag RFID pasif) Ini adalah bagian penting dari teknologi; tag RFID tidak perlu berisi baterai, oleh karena itu dapat tetap digunakan untuk waktu yang lama (mungkin puluhan tahun).


     Scanning Antenna dapat secara permanen ditempelkan ke permukaan, selain itu terdapat juga handheld antena . Alat-alat ini dapat mengambil informasi dalam bentuk yang kita perlukan. Misalnya, Anda bisa meletakkannya di ambang pintu untuk menerima data dari orang atau benda yang lewat.

     Ketika suatu RFID tag melewati daerah antena scanning, RFID tag akan mendeteksi sinyal aktivasi dari antena. Hal ini akan mengaktifkan chip RFID, lalu ia akan mengirimkan informasi pada microchipnya untuk ditangkap oleh scanning antenna.

     Selain itu, tag RFID ada dua jenis. Pertama, “Active RFID tag”,  memiliki sumber daya sendiri; keuntungan dari tag ini adalah bahwa reader dapat diletakkan lebih jauh namun tetap mendapatkan pancaran sinyal. Meskipun beberapa dari perangkat ini dibuat untuk digunakan hingga 10 tahun, namun alat ini tetap memiliki masa pakai terbatas. Kedua, “Passive RFID tag “, tidak memerlukan baterai dan berbentuk jauh lebih kecil serta memiliki jangka hidup yang hampir tak terbatas.

     RFID tag dapat dibaca dalam beberapa keadaan, dimana barcode atau teknologi optik membaca lainnya tidak dapat berfungsi.

  • Tag tidak perlu harus berada pada permukaan benda
  • Waktu membaca biasanya kurang dari 100 milidetik
  • Sejumlah besar tag dapat dibaca sekaligus (tidak satu persatu).

CONTOH RFID


     Contoh penggunaan RFID adalah untuk katu parkir elektronis, kunci pintu elektronis, control asett, E- toll, bahkan untuk identifikasi manusia degan cara menanam chip dalam tubuh dan masih banyak lagi.
















contoh kartu RFID original








0 comments:

Posting Komentar